Berita

Dinkes Kolaka Berupaya Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Ekspospedia- Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara menggelar rapat pembentukan jejaring skrining layak hamil dan Antenatal Care (ANC) di salah satu hotel di Kolaka, Kamis (6/7/2023).

Kegiatan itu dibuka langsung Kepala Dinas Kesehatan Kolaka Harun Masirri didampingi narasumber dari Dinkes Sulawesi Tenggara dr. Jemmy Ratna Dewi, M.Kes (Kepala Seksi Bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga), dari Kemenag Kolaka Agus Ramadhan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kolaka Yusri.

Kepala Dinas Kesehatan Kolaka, Harun Masirri dalam sambutannya mengatakan, tingginya angka kematian ibu (AKI)- angka kematian bayi (AKB) merupakan dampak dari masih tingginya TFR (Total Fertility Rate) 10 tahun terakhir.

“Masalah kesehatan ibu menjadi isu yang penting karena kematian ibu masih tinggi dan membutuhkan upaya khusus untuk menurunkannya,” katanya.

Menurutnya, bayi merupakan salah satu kelompok rentan terhadap gangguan kesehatan maupun penyakit. Kesehatan bayi wajib dipantau untuk memastikan kesehatan mereka secara optimal. Salah satunya adalah menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya penurunan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita.

“Berbagai intervensi spesifik telah dilakukan bukan hanya saat hamil saja namun sebelum hamil yaitu melalui skrining kesehatan pada catin, pemberian KIE serta konseling reproduksi bagi catin,” ucapnya.

Sehubungan dengan hal tersebut peran stakeholder sangat penting untuk upaya penurunan AKI, AKB di Kolaka. Menurutnya salah satu kendala lambatnya penurunan kasus kematian adalah kurangnya manajemen dari fasilitas pelayanan baik di tingkat pelayanan dasar maupun di tingkat rujukan di kabupaten/kota yang mengakibatkan lambatnya penanganan kasus yang hingga berujung pada kematian. Dalam peningkatan pelayanan rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir diperlukan untuk mengatasi masalah manajemen pelayanan yang mencakup rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir di wilayah kerja baik puskesmas, puskesmas pembantu maupun RS yang juga diperluas jangkauan pelayanan dengan adanya bidan di desa.

Peningkatan sistem rujukan kegawatdaruratan merupakan unsur esensial yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan dapat secara signifikan memengaruhi penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir.

Harun Masirri menjelaskan,cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Kabupaten Kolaka periode Januari – Mei 2023 yaitu K1 sebanyak 1797 (36,9%) bumil, K4 sebanyak 1405 (29%) orang dan K6 sebanyak 911 Orang (18,7%). Jumlah faskes terdiri dari puskesmas sebanyak 14 buah yang tersebar di seluruh Kabupaten Kolaka, RS berjumlah 2 buah, klinik berjumlah 9 buah, Bidan Praktek Mandiri 6 buah.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat masih rendahnya kunjungan ibu hamil K1 dan K4 ke faskes. Jika data cakupan K1 dan K4 kurang sampai di akhir tahun maka dapat dipastikan bahwa K1 dan K4 tidak akan mencapai target, dan melihat jumlah faskes yang ada di Kolaka harapannya sudah mampu mendekatkan pelayanan bagi ibu hamil yang ada di wilayah kerja masing-masing.

“Dasar inilah yang menjadi acuan kami untuk membentuk jejaring skrining layak hamil, sehingga dengan terbentuknya jejaring ini dapat memperkuat sistem pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi,”jelasnya

Harun Masirri juga menjelaskan, tujuan kegiatan ini yaitu penyelenggaraan penguatan sistem pelayanan antenal dan stunting yang berkualitas, rujukan Ibu hamil dalam pemeriksaan USG dan penunjang lainnya. Kegiatan ini juga berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil.

“Adapun yang dimaksud jejaring ANC adalah jejaring untuk memperkuat sistem pelayanan Ante Natal pada ibu hamil dan balita dengan mengutamakan kerja sama dalam sistem rujukan horizontal antara Puskesmas dengan FKTP swasta dan Posyandu yang melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, Balita dalam wilayah kerja Puskesmas dan pembinaannya untuk mencapai cakupan layanan ANC 6 kali sesuai standard layanan dan penapisan sesuai standar,”jelasnya

Ia berharap kegiatan ini bisa membentuk tim jejaring skrining layak hamil dan ANC, serta terbentuknya alur rujukan dan jejaring antara Fasyankes dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. (***)










































Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button