Dinkes Sultra Gelar “Aksi Bergizi di Sekolah” di SMP 1 Kolaka

Ekspospedia- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dr. Putu Agustin Kusumawati, M.Kes yang diwakili Kasi Bimdal Promkes dan Kesling Dinkes Sultra I Kadek Sutomo menghadiri kegiatan “Aksi Bergizi di Sekolah” di SMP 1 Kolaka, Rabu (19/10/2022).
Dalam sambutannya, I Kadek Sutomo mengatakan, kesehatan anak usia sekolah dan remaja saat ini menentukan derajat kesehatan generasi bangsa di masa depan. Olehnya itu, semua pihak perlu mempersiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
“Salah satunya melalui pendidikan kesehatan agar mereka mampu menghindari diri dari permasalahan yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat,” tuturnya.
Menurutnya permasalahan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja cukup kompleks. Bahkan saat ini, banyak penyakit serius akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja misalnya merokok, penyakit menular seksual, kurang gizi, kurang olahraga.
“Ketersediaan akan akses terhadap informasi yang baik dan akurat, serta pengetahuan untuk memenuhi keingintahuan anak usia sekolah dan remaja, akan mempengaruhi keterampilan mereka dalam mengambil keputusan untuk berperilaku sehat,” kata Kadek.
Lanjut ia mengatakan, gizi adalah komponen yang penting dan memiliki peran sentral untuk mencapai 13 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals — SDG). Melalui perbaikan gizi , banyak tujuan lain yang bisa tercapai untuk menuju keperbaikan suatu bangsa.
“Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat. Gizi remaja merupakan cerminan masalah gizi pada usia dini dan banyak remaja memasuki tahap perkembangan yang penting ini dalam kondisi menderita stunting, dan/atau anemia dan juga sering kali memiliki berbagai kekurangan zat gizi mikro lainnya. Pada saat yang sama, kebutuhan mereka akan energi, protein, dan zat gizi mikro meningkat secara signifikan dan banyak dari mereka yang mengalami kelebihan berat badan,” tuturnya.
Karena itu, kerja sama Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama ini adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab bersama.
“Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu sarapan dan minum tablet tambah darah bersama di sekolah setiap minggu, edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik,serta komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif,” tambahnya.
Implementasi program Aksi Bergizi di Sekolah, katanya, tentu diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
“Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka yang secara intensif berkolaborasi dengan kami dalam kegiatan penggerakan masyarakat dalam Aksi Bergizi,” tutupnya.
Sementara itu, Sekda Kolaka Poitu Murtopo yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Wardi mengatakan hakikat pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
“Hal ini sejalan dengan misi ketiga Pemerintah Kabupaten Kolaka yaitu meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta penguatan sendi-sendi sosial budaya dan agama. Dengan pendekatan strategi mekongga sejahtera bekerja dan berkarya (SMS Berjaya), yang diwujudkan dalam sembilan prioritas utama pembangunan daerah, dimana pembangunan kesehatan berada pada prioritas utama kedua yaitu pemenuhan layanan kesehatan masyarakat yang berkualitas,” kata Wardi.
Wardi menjelaskan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tersebut adalah tindakan upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit.
“Keberhasilan pencegahan penyakit baik menular maupun tidak menular sangatlah tergantung pada perilaku individu, kualitas lingkungan, dan dukungan regulasi untuk hidup sehat. Untuk itu, adanya keterlibatan secara aktif dan berkesinambungan seluruh komponen sangat dibutuhkan, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sektor nonpemerintah, media massa serta masyarakat dalam sebuah aksi nyata guna mendorong terwujudnya gerakan masyarakat hidup sehat (germas),” katanya. (***)
Wartawan: Dadang




