Berita

Majelis Kerajaan Mekongga Tunjuk Firman Guro Sebagai Bokeo Ke-XX

Ekspospedia – Hasil Musyawarah Tinggi Adat Dalam (MTAD) ke-III Majelis Kerajaan Mekongga Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2025, menunjuk/mengangkat Yang Mulia Firman Guro sebagai Bokeo Mekongga ke-XX.

MTAD yang merupakan musyawarah tinggi adat dalam yang diselenggarakan Majelis Kerajaan Mekongga, Sabtu (25/10/2025) disalah satu hotel di Kolaka, di pimpin Kapita atau Panglima Perang dan Menteri urusan kemakmuran rakyat, Hasdin Al Juddawie. Dalam musyawarah yang dihadiri Toonomotuo Okambo, Kapita, Sapati, Pabitara, Mokole, Puutobu Wonua, Pandegara/Tamalaki, Rire, Otadu, Posudo, Ponggeari, Sarea, mbuakoy, Mbuoway dan Tolea. Keluar 3 nama kandidat Bokeo yakni Firman Guro, Hasdin Al Juddawie dan Nur Endang Abbas.

Namun Hasdin Al Juddawie mengundurkan diri. Setelah dibuka asal usul kandidat yang memiliki darah paling murni kebangsawanannya, ternyata Nur Endang Abbas merupakan generasi keenam dari Bokeo Mburi melalui Ibunya, dan keturunan kelima dari Bokeo Robe melalui Bapaknya dimana diantaranya merupakan wanita. Adapun Firman Guro merupakan generasi ketiga atau Cucu Bokeo Bula atau generasi keempat Bokeo Lasipole dari Bapaknya. Atas dasar itu, ditunjuklah Firman Guro sebagai Bokeo Mekongga karena memiliki darah murni kebangsawanan/Anakia.

Menurut Kapita Kerajaan Mekongga, Mejelis kerajaan merupakan kepemangkuan yang bertugas dan bertanggung jawab dalam menunjuk, mengangkat, melantik bahkan memberhentikan Bokeo jika melanggar adat, sebab didalam susunan majelis adat selain Bokeo terdapat pitu tonomotuo (7 orang tua kampung), dan perangkat lainnya yang bekerja menjaga marwah adat.

“Musyawarah Tinggi Adat Dalam yang diselenggarakan Majelis Kerajaan Mekongga merupakan musyawarah sah dan legal dalam memilih Bokeo Mekongga,” kata Hasdin Al Juddawie.

Kandidat yang ditunjuk sebagai Bokeo selanjutnya disampaikan kepada Opitu Toonomotuo, yaitu: Toonomotuo Lambo, Sabilambo, Lalombaa, Laloeha, Puuehu, Tikonu, dan Toonomotuo Puundoho untuk diketahui dan disetujui. Setelah itu dilakukan prosesi pelantikan/pengukuhan dan pengambilan sumpah (pinatonggo ronga tinodeha).

Sementara Firman Guro yang dihadirkan diacara musyawarah setelah anggota menetapkan menunjuk dirinya sebagai Bokeo Ke-XX, menegaskan kesiapannya untuk menerima amanah itu, meskipun diakui sebelumnya ada keraguan dirinya akan diberi amanah memimpin kerajaan Mekongga.

“Dengan keyakinan yang kuat, saya menerima amanah ini demi persatuan dan menjalankan adat istiadat kita sesuai aslinya dan bukan direkayasa, sebab siapa yang melanggar adat ada hukuman yang keras karena hukum adat tidak main-main,” katanya.

Firman menegaskan, jika nanti sudah dilantik sebagai Bokeo, dirinya berjanji akan menjaga dan mempertahankan marwah adat sesuai aslinya, supaya adat Mekongga tetap lestari, bukan dibalut dengan politik atau kepentingan pribadi. Meski demikian Kerajaan sepatutnya terus menjaga hubungan baik dengan Pemerintah.

“Saya harapkan kebersamaan terus dipertahankan, sebab Bokeo tidak berdiri sendiri,” harap Firman Guro.

Adapun Sapati Kerajaan Mekongga (Menteri dalam negeri dan urusan pemerintahan kerajaan), Pastian Puluase berharap setelah YM Firman Guro menjabat sebagai Bokeo, kerjaan Mekongga kedepan akan lebih baik. Karena itu, Bokeo diminta untuk tegas dan tidak takut dalam membangun bumi Mekongga, serta tidak takut dengan adanya intervensi dari luar, sebab masyarakat adat akan mendukung dan menjaga Bokeo. (Ril/arn)














Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button