DBD di Kolaka Tembus 198 Kasus, Enam Orang Meninggal Dunia
Ekspospedia- Korban gigitan nyamuk Aedes Aegypti terus berjatuhan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kolaka mencatat ada 198 kasus demam berdarah (DBD) mulai Januari hingga November 2022. Dari jumlah tersebut, 6 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Sub Koordinator Program Surveilans Dinkes Kolaka Titik Haryati, SKM saat dikonfirmasi mengatakan penderita DBD sebanyak 198 itu merupakan warga Kolaka.
“Kalau ada warga luar kolaka yang datang berobat maka tidak akan dilaporkan sebagai kasus di Kolaka tetapi akan dikonfirmasi ke daerah asal pasien,” katanya, Jumat (30/12/2022).
Hingga kini, sudah enam kasus korban penderita DBD dinyatakan meninggal dunia. Meninggalnya korban tersebut diakibatkan terlambat penanganan medis karena pihak keluarga terlambat membawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan.
“Enam orang tersebut berasal dari Desa Tambea Kecamatan Pomalaa (usia 10 tahun) , Kelurahan Polinggona kecamatan Polinggona (usia 12 tahun), Desa Puubenua Kecamatan Baula (usia 32 tahun), Desa Bende Kecamatan Wundulako (usia 8 tahun), Kelurahan Sea Kecamatan Latambaga (usia 37 tahun), Kecamatan Samaturu (usia 3 tahun),” tambahnya.
Dari data yang ada kecamatan yang paling banyak terjangkit DBD yaitu Kecamatan Kolaka, Pomalaa, dan Wundulako. Ketiga daerah itu merupakan wilayah yang paling rawan kasus DBD.
“Perlu diketahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti merupakan spesies endemik di Indonesia termasuk di Kolaka. Artinya nyamuk tersebut selalu ada, tetapi tidak akan terjadi kasus jika sumber penularan tidak ada. Artinya kasus ini terjadi jika ada orang yang terinfeksi Virus Dengue kemudian tergigit oleh nyamuk Aedes Aegypti kemudian akan ditularkan ke orang lain,” tuturnya.
Menurutnya Dinas Kesehatan Kolaka telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menekan kasus DBD antara melalui abatesasi , pengasapan/fogging jika terjadi kasus, penyuluhan masyarakat terkait upaya pencegahan DBD, khususnya terkait penerapan 3 M plus, pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
“Untuk mencegah terjadinya kasus DBD, bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat harus turut andil dalam upaya ini dengan cara senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan menerapkan aksi 3M plus,” tutupnya. (***)
Wartawan: Dadang.